Friday, June 3, 2016

M-O-G-O-K

-Sore terik berdebu disertai bising riuh kendaraan-

Baru beberapa meter meluncur dari acara tarhib dan FGD di Jampang Parung tetiba motor gw mati. M-A-T-I total. Gw yang gak pernah ngalamin hal kek gini sebelumnya merasa gw adalah makhluk yang paling menyedihkan di seantero jagad raya, huufftt.

“Mioooonggg,,,, kenapa mati ditengah kemacetan gini???”

*sambil celingak celinguk berharap ada pangeran datang menolong*

1 menit..... *masih diam diatas motor

2 menit..... *manyun

3 menit..... *mulai meneteskan air mata

4 menit..... *buka masker, pasang wajah menyedihkan ke orang-orang

5 menit.... 7 menit.....  10 menit.... *fix gada yang bantu, huaaaaaaaaaaaaaa

Setelah berkeringat ria, akhirnya gue putuskan balik motor putar arah, karena bengkel terdekat (yang sebenernya cukup jauh) ada di pinggir jalan yang udah gw lewatin.

Jalan panjang berupa tanjakan terbentang indah dipelupuk mata. Fatamorgana pangeran berkuda putih muncul dari titik sudut terjauh jalan terbentang itu untuk datang menolongpun berkibar-kibar di otak gw. Oke fine, itu hanyalah fatamorgana.

“Mimpi apa gw, udah cantik-cantik pake gaun, pake wedges, masa dorong motor mogooookk.... Jauh pisan bengkelnya, jalan tanjakan, lawan arus, gak ada yang nolong, miong jahat, kenapa harus mati sekarang, kenapa gak dirumah aja, kenapa... kenapa... kenapa....” *menderita bak upik abu yang dianiaya majikan.

Yes, mantra atau kutukan atau apalah yang keluar dari mulut gw baru berhenti setelah sampai bengkel. Fiuhhh... peluh keringat disertai wajah kusut berdebu dan pakaian yang compang camping melengkapi derita sore itu*ini ngomong apa siiihh??!!

Setelah beberapa menit si miong di “operasi” gw baru “ngeh”ternyata... eng ing eng... gw gak punya duit tunai, duit udah kepake buat beli snack... ya salaammm...

Tengok kanan kiri gak ada ATM, minta bantuan tetanggapun belum bisa terlaksana karena satu, dua, tiga, empat dan lain hal.

Dalam lamunan menunggu operasi selesai, gw pun tetiba teringat buku yang habis gw baca.... eh ga ding baru separuh dibaca, “A Simple Life” Karya Desi Anwar. Intinya adalah tentang memaknai kehidupan yang dijalani dengan cara yang sederhana dan dibiarkan berjalan sesuai orbitnya, sesuai kehendak-Nya. Susah, Senang, Miskin, Kaya, ya sudah dijalankan saja sambil terus berusaha, selama kita percaya itu yang terbaik, lalu apa yang harus di masalahkan?!

Nah, iya ya, motor mogok dijalan, ya udah tinggal bawa ke bengkel. Bengkel jauh? Ya udah tinggal didorong; gak bawa duit ATM jauh, ya udah tinggal kasih KTP, jalan cari ATM, kasih duit ke abangnya, ambil KTP, pulang.

Hal yang awalnya bikin gw merasa paling menderita seantero jagat raya ternyata sangat amat simple diselesaiinnya. Hidup, tergantung cara kita memaknainya, tergantung cara kita menyikapinya, tinggal memilih mau dijadikan beban atau dibawa enjoy aja, ya tentunya tetap dalam koridor yang benar. *eliza lagi bener.

Singkat cerita, akhirnya operasi motor gw berjalan lancar dan buat menghibur diri, 1 cup besar ice cream langsung lenyap dalam hitungan menit dimulut gw sore itu... nom nom nom






Wednesday, June 1, 2016

Runaway

“They can imitate you
But they can’t duplicate you
Cause you got something special.....”

This buzzing song keeps rewinding in my mind. Putting the earphone all day long while getting through this report is such a dally for me.

Life, should be meant as the simple one, but people change it into complicated thing.
Having a delusion to duplicate another one is the foolest thing ever. We can imitate something or someone to be success but somehow success can be seen from any angles. Every single us is special,  cuz we are born as the special creature and for sure can reach the success of what success is, 

Life is simple, just letting it flow, do what our God wants. Hence, we do not need to over-think who will be our future husband/wife *ehem, calling all the “Jombloers” on this planets –grinning-

All we need just see the God’s scenario runs on this orbit. Everyone besides u, in front of u, behind you might be whispering of who u are and what you do. Whatever people think of you, as long as you believe in your faith, your God’s planning, all you need is just ignoring other people’s bark.

Okay, probably putting aside the bark is kinda piece of cake. So, how about our own negative mind? Can we deliver it into the positive thing? For sure it can. Have you had ever heard about “Quite Time or Me Time”? yeah as the social creature, people need to mingle with others. Yet, we still need “a time” for ourselves, the time to listen to our inner voice, the time to turn our mind back for taking the life lesson, to think the essence of our life, etc

Hoho... I’m not teaching you anyway. I just realize that for now, this time, I really need this “Me Time”. Getting off the cell phone and escaping from the regular crowd must be soooo incredible.

Okay2.. I miss walking alone as the pedestrian on the street side. 
Promise after getting my day off, I will be theeeerreeeeee...... *hap hap hap

huaa... miss u Dad.... you r coming up in a fleeting mind