Tuesday, September 27, 2011

Sebuah pelajaran yang di ambil dari kisah seorang mahasiswi pemalu
Aku adalah seorang perempuan yang termasuk pemalu dan pendiam. aku sudah merusaha untuk menjadi seseorang yang aktif, namun itu sangat sulit, sulit sekali untukku. kini aku sudah beranjak dewasa dan kini sedang kuliah di sebuah universitas di Jakarta. Sejak awal masuk, aku ingin sekali dikenal oleh banyak orang, termasuk para dosen. Aku yakin hal itu adalah wajar. Tapi rasanya sulit sekali mengingat aku adalah seorang yang amat pendiam. tapi aku tidak berhenti disana, aku terus dan terus bertanya kepada para dosen di luar kelas tentang materi yang diajarkan, dengan harapan selain aku mendapatkan ilmu, aku juga dapat lebih dekat dengan mereka, setidaknya mereka mengenal saya, tapi apa respon mereka? mereka dengan cepatnya menjawab "saya sibuk". Saya bertanya kepada dosen yang lain apakah mempunyai waktu luang karena ada bagian materi yang belum saya mengerti, tapi dengan muka masam beliau menjawab "enggak ada". Ya Tuhan, apa salahku? aku hanya ingin lebih dekat dengan mereka. Aku sebenarnya ingin sekali menjadi seorang yang aktif dikelas. Tapi belum lagi aku bertanya, keringat dingin sudah membanjiri peipisku. jadi kupikir lebih baik aku bertanya di luar kelas secara personal. Namun ternyata respon mereka seperti itu. tentu saja hal itu membuat aku tambah tidak suka saja dengan materi yang mereka ajarkan. Tapi, bukan berarti semua dosen seperti itu, bu Hani, dosen yang dengan sabar menjawab pertanyaan-pertanyaanku selalu baik denganku, walau hanya 5 menit yang kita butuhkan untuk sharing. Aku pun semakin suka dengan materi yang beliau ajarkan. senyumannay untukku selalu memberikannku semangat baru untuk terus belajar. (nn)

Dari kisah diatas, aku sempat terharu dengan mahasiswi tersebut. aku yang notabene seorang guru walaupun bukan di sekolah formal, serasa tertampar dengan cerita di atas. Bagaimana tidak, aku sering bilang bahwa aku sibuk, padahal waktu yang ku punya cukup luang. Dulu, bagiku hal itu terasa sepele, tapi ternyata hal itu telah melukai perasaan siswa ku yang mungkin saja akan membekas sampai mereka dewasa. Hanya 5 menit waktu yang diberikan kepada orang lain yang membutuhkan sangatlah berarti. Sudah sepantasnya para pengajar lebih memperhatikan dan melayani siswanya tidak hanya di dalam kelas. Karena kita patut mengetahui bahwa tidak semua siswa kita adalah seorang yang aktif yang bisa dengan mudah berbicara di dalam kelas. bukan berarti yang pendiam dan pemalu adalah siswa yang bodoh. Yang mereka butuhkan adalah waktu dan ruang yang lebih untuk mendengarkan pertanyaan dan cerita mereka. that's it. ;)