Saturday, December 22, 2012


PERJALANANKU BAGAI KEDONDONG
* based on the true story

Jelita, ya sebut saja namaku Jelita, tapi sayang wajahku tidak se-jelita namaku. Aku dibesarkan di keluarga yang biasa-biasa saja, hfff… otakku pun bisa dibilang biasa-biasa saja, tidak terlalu pintar, tapi tidak juga pantas dibilang bodoh. Tidak ada yang dapat kubanggakan selain satu mimpi terbesar dalam diriku, yaitu keliling dunia. Aku pernah melontarkan keinginanku ini kepada teman-teman SMA. Tapi bukannya mendapat dukungan mereka malah tertawa mencibirku sambil berkata “Gak Mungkin.” Dan akhirnya itu menjadi hari terakhir aku menceritakan tentang mimpi terbesarku kepada orang lain. Setelah itu, aku hanya memendamnya dilubuk hatiku yang terdalam.
Rintik-rintik air hujan semalam masih tersisa pagi ini. Pucuk-pucuk daun dengan setia meneteskan sisa air hujan yang tertampung diatasnya. Semilir angin menambah kebekuan ragaku. Sang mentaripun terlihat malu-malu untuk menampakkan batang hidungnya. Hujan semalam memang cukup besar, tak pelak membuat genangan-genangan kecil mengisi jalan beraspal yang sudah berlubang. Hfff… terpaksa aku harus melebarkan langkahku agar tidak basah karena terkena genangan air itu. Pagi ini untuk kesekian kalinya aku harus melancarkarkan seribu langkahku. Jadwal dosen pertama dimulai jam 7.30. tapi jam 7.28 aku baru melangkah dari kosan ku yang terletak tepat disamping kampus. Tanpa berpikir panjang langsung aku tancap gas berharap tidak telat.
Eeeiiitttt….. tiba-tiba aku mengerem kakiku. Belum sampai di depan kelas aku sudah disuguhi pengumuman yang terpampang tepat didepanku kini. Dengan perlahan-lahan akupun membacanya. Pengumuman tersebut berisi tentang beasiswa kuliah selama beberapa bulan di Amerika. Hffff… aku sudah mencoba mengikuti beasiswa ini sebanyak 4 kali. Tapi aku selalu gagal. Sempat ragu untuk mencoba untuk yang kelima kalinya. Tapi aku percaya bahwa bagaimana kita bisa tahu kalau kita gagal tanpa mencobanya terlebih dahulu. Akhirnya aku putuskan untuk mengikutinya lagi kali ini. Upz. Sambil menepuk dahi aku baru teringat sesuatu, hwaaaa… gawat, kelasnya Mr. Daniel…. Aku telaaaat…..
***
Hari ini adalah pengumuman lulus tidaknya aku mendapatkan beasiswa tersebut. Sudah hampir sebulan aku mengirim persyaratan yang diminta. Nilai TOEFL minimal 500, rekomendasi dari 2 dosen, pengalaman organisasi, dan identitas diri sudah kulengkapi. Wawancara pun sudah kuikuti. Dengan PD nya kali ini aku yakin aku akan diterima (dag… dig… dug… rasanya seperti ingin copot jantung ini *lebay.com). Tunggu punya tunggu aku pun akhirnya mendapatkan email dari pihak penyelenggara beasiswa yang menyatakan bahwa aku belum layak untuk mendapatkannya. Tetesan air mata tak terasa keluar dari mataku, aku berusaha untuk mengusap air mata yang sudah menganak sungai itu dipipiku. “Untuk kesekian kalinya” gerutuku.
***
Kejadian 2 bulan yang lalu benar-benar telah merampas keinginanku untuk mengikuti beasiswa lagi. Kegagalan demi kegagalan sempat meruntuhkan mimpi terbesarku. Tapi aku masih yakin, bahwa bukan hanya orang pintar dan berduit saja yang bisa keliling dunia, orang yang beruntungpun bisa. Akhirnya aku meyakinkan diriku bahwa aku adalah orang yang beruntung. Sampai suatu ketika aku sedang asyik berselancar di dunia maya, aku mendapatkan informasi tentang adanya seminar internasional yang diadakan di Bangkok, Thailand. Persyaratannya cukup mudah hanya menulis essai tentang budaya yang dimiliki oleh negara masing-masing. Mudah, karena aku memang hobi menulis.
Tunggu punya tunggu ternyata aku mendapatkan kabar bahwa aku berhasil mewakili Indonesia untuk mengikuti seminar disana. Namun sangat disayangkan, panitia, tidak menanggung biaya transportasi, hanya penginapan dan makan saja yang ditanggung. “haduuhhh..” gerutuku. Aku mulai bingung dan perlu memutar otak untuk mendapatkan uang sebanyak itu. Salah satu cara yang bisa kulakukan adalah membuat proposal untuk fundraising ke rektorat. Yupz… semoga kali ini keberuntungan benar-benar memihakku *sambil membusungkan dada dan berjalan tegap.. hoho…
Kamis malam yang bertabur bintang malam ini terlihat lain dari malam biasanya. Senyum sang rembulan menambah kebahagiaan yang sedang membuncah di hati ini. Luar biasa, tidak pernah terbayang olehku untuk singgah di negeri seberang. Namun ku sadar tidaklah mudah untuk memetik mimpi itu. Proposal harus segera beres fikirku, dalam waktu kurang dari 2 minggu aku harus memutar otak untuk fundraising ke rektorat ditengah jadwal UAS yang padat. Luar biasa perjuanganku. Disaat teman yang lain membolak balik lembar makalah yang akan di UAS kan, aku malah sibuk membolak-balik proposal yang akan diajukan. Ditambah pengurusan pembuatan paspor yang mengharuskan aku bolak balik Jakarta serang. Fiuhhh… fikirku… hidup memang pilihan… ada yang harus dikorbankan, untuk kali ini, terpaksa aku harus merayu pak dosen ‘n ibu dosen agar dapat ujian di lain hari. Tapi aku sangat yakin kalau Allah selalu membantuku.
***
                Yes… yes… yes…. Proposalku diterima, pak rektor memang benar-benar baik *sambil mengedip-ngedipkan mata tanda bahagia… pak rektor berjanji bahwa uang sebesar 5 juta akan cair minggu ini. Hfff…. Uang itu benar-benar hanya cukup untuk tiket pesawat pulang pergi Jakarta-Bangkok. Akhirnya aku langsung tancap gas menemui kakak kelasku yang sudah biasa membeli tiket pesawat *orang tajir cuy…
“kamu beneran mau naik maskapai ini?” Tanya kakak kelasku
“iya kak, abis aku gak ngerti pesawat yang lain. Aku browsing di internet harganya 5-6 juta-an untuk pulang pergi.” Jawabku.
“mmm… aku punya tawaran naik pesawat yang lain… tapi bakal penuh tantangan and rintangan dengan rute yang luarbiasa. Kamu berani ga?”tanyanya.
“mmmm…. Berani kak.” Tanpa berfikir panjang aku meng-iyakannya.
***
                Cihuyyyyy…… akhirnya hari ini terjadi juga. Mimpi terbesarku dimulai hari ini. Pesawat ooohhh pesawat…. Baru kali ini aku menaikimu *norak.com. dengan senangnya aku duduk dibagian kursi dekat jendela. Perasaanku begitu takjub merasakan detik-detik pesawat take off. Tanpa ragu ku tengokan kepalaku ke jendela. Wooowwww… luar biasa ciptaanMu ya Allah… Indahnya dunia ini. Selama 2 jam aku tidak memalingkan wajahku dari jendela sampai tak terasa pesawatpun landing tepat pukul 08.30 malam waktu setempat. Aku langsung mengambil tas ranselku yang kusimpan diatas kabin pesawat. Kemudian akupun berusaha masuk kedalam barisan penumpang yang lain yang sedang mengantri untuk turun. Ketika kaki pertama kulangkahkan dinegeri seberang aku pun bergumam, “Thanks God, akhirnya aku berhasil mendarat di Kuala Lumpur International Airport.” *loh kok Kuala Lumpur??? Bukannya seminarnya di Bangkok. Yupz. Inilah rute yang luarbiasa yang ditawarkan kakak kelasku tempo hari.
                Jujur, ketika sampai di airport hatiku benar-benar ketar-ketir. Ini adalah pertama kalinya aku pergi ke negeri orang, sendiri pula. Tapi bismillah, semoga aku beruntung. Dari airport aku menuju LCC terminal menggunakan airbus, sesampainya disana aku langsung membeli tiket kereta menuju Bangkok. Hfff… beruntungnya diriku, dengan bahasa Inggris seadanya benar-benar membantuku berkomunikasi dengan petugas tiket. Walaupun mereka bisa berbahasa melayu, tapi alammmaaaakkk… cakap mereka tuh macam upin dan ipin pule lah bila kau pernah tengok di televisi tu.. tak paham awak *sok paham cakap Melayu, hiihi….
***
                Hfff…. Perjalananku dengan kereta ini benar-benar membuatku jenuh. Bagaimana tidak, 3 hari di dalam kereta bersama para turis asing, agak pegel juga lidah ini berbicara bahasa “wong londo”. Walaupun sempet transit sebentar di Butterworth (masih wilayah Malaysia), lumayanlah untuk menyegarkan badan sambil menyantap nasi lemang seharga 1 ringgit. Bentuknya tidak beda dengan nasi kucing di Indonesia. Yang lebih beruntungnya lagi, kereta disini betul-betul nyaman, dilengkapi fasilitas tempat tidur plus AC, sangat berbeda dengan yang ada di negeriku tercintahhhh…
                Tiba-tiba kereta berhenti di daerah Padang Besar, aku bingung, kenapa tengah malam begini kami semua di suruh untuk turun. Aku benar-benar kaget melihat banyaknya tentara bersenjata laras panjang menanyai kami satu persatu. Halamaaakkk… aku baru “ngeh” kalau ini adalah daerah perbatasan Malaysia dan Thailand. Langsung terbayang olehku gambaran berita pembunuhan yang banyak terjadi disini. Dengan ketar-ketir dan gemetar ditambah rasa kantuk yang menyergap aku berusaha menjawab semua pertanyaan dengan tenang sambil menunjukkan pasporku. Aku baru ingat kalau tadi pagi pacik (red-bapak/paman) petugas kereta api memberitahukan aku tentang hal ini. Fiuuuhhhh… akhirnya aku dinyatakan lolos dan boleh naik kedalam kereta api lagi. Tiba-tiba petugas kereta api Malaysia yang sudah 2 hari ini mengendalikan kereta api berubah semua digantikan oleh petugas Thailand. Dan yang lebih parah lagi, ada 3 pelayan perempuan Thailand menjual makanan yang jujur untuk pertama kalinya ini aku mencium bau yang luar biasa menyengat, dan akhirnya ku tahu bahwa yang mereka jual adalah daging babi. Ooohhhh noooo….. menjijikan…… really disgustin’ *sambil garuk-garuk kepala.
***
                Dan akhirnya setelah 3 hari didalam kereta. Jeng…. Jeng…. Aku sudah sampai di stasiun Samsen, Bangkok. Yeeeee…… Alhamdulillah… akhirnya sampai juga. Kulanjutkan dengan naik taksi menuju Thewet tempat acara seminar internasional berlangsung. Acaaranya baru akan dimulai esok. Hari ini adalah saatnya aku mencari penginapan yang benar-benar murah. Akhirnya kudapatkan hostel didekat lokasi acara. Dengan hanya 200 baht (sekitar Rp. 60.000,-) aku sudah bisa bermalam disana. Besok bersiap untuk seminar….

***
             Seminar berlangsung selama 4 hari di kampus Rajamangala, Bangkok. Hati ini melonjak kegirangan setelah kutahu bahwa ada 4 teman delegasi Indonesia lainnya di acara tersebut. “Thanks God” gumamku. Seminar Asia-Pacific Forum: Youth Action on Climate Change ini benar-benar menambah pengetahuanku tentang budaya-budaya di Asia. Acara berlangsung sampai pukul 5 sore. Ketika hendak melangkahkan kaki kembali ke hostel tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan cantik berambut pirang, Ying Suchada namanya. Gadis tersebut adalah asli Thailand dan luar biasanya, dia menawarkanku untuk berkeliling kota Bangkok sore ini. Tanpa berfikir panjang aku menganggukan kepala tanda setuju. Diapun langsung menarik tanganku mengajak untuk mengikutinya.
Aaiiihhhh…. Sungai Chaopraya yang indah… beruntungnya diriku melihat sang mentari terbenam di ufuk barat sungai Chaopraya. Luar biasa ciptaanMu Ya Allah… bertambah syukurku padaMu… tak sabar untuk menjelajahi sungai nan elok ini. Gemericik suara deburan air yang terbelah oleh kapal yang melaluinya. Lembayung sang mentari menampilakan panorama alam yang luar biasa. Sinar mentari hitam keperakan menemani penjelajahanku di sungai ini. Kidung suara burungpun tak mau kalah bersenandung di atas kapal yang kami tumpangi.
Dari sungai Chaopraya, Ying mengajakku bertolak ke salah satu candi disana. Wat Arun namanya. Walaupun tidak semegah Prambanan dan Borobudur, tapi keindahannya tak pelak menghipnotis mata yang melihatnya. Warna-warni candi yang dapat berubah-ubah sesuai posisi matahari benar-benar merayu mata siapa saja yang melihatnya untuk tidak berkedip. Pulang dari sana, kami hendak menuju penginapan dengan bus. Tiba-tiba aku bertemu dengan 2 teman Indonesiaku. Dan akhirnya Ying memutuskan untuk pamit terlebih dahulu karena harus menggantikan ayahnya di toko. Kamipun berpisah. Lalu aku kembali ke hostel bersama kawan Indonesiaku itu. Kamipun menunggu di halte dekat Grand Palace. Bertemu dengan seorang Thailand dengan bahasa Inggris yang tidak lebih baik dari anak SD (hehe… pisss bang…) akhirnya bahasa tubuhlah yang kami gunakan untuk berkomunikasi dengannya… haha… isty, salah satu teman kami mencoba bertanya dengan bahasa tubuhnya. Tak pelak kami tertawa terpingkal karena orang tersebut tidak paham juga maksud dari isty. Gaya Isty yang kocak agak gemes terlihat sudah tidak sabar ingin memakan orang tersebut.. hwaaaa…..
***
                Hari terakhir di Bangkok teman Indonesiaku mengajak untuk berbelanja sekedar oleh-oleh untuk keluarga. Ok, aku menyutujuinya. Petang hari setelah seminar kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke silom… denger-denger disana ada souvenir murah… yes, akhirnya kita kesana.. pak supir taksi dengan lucunya menjelaskan tragedi kaos merah yang sempat terjadi di silom… iiihhh serem.. tapi seseram apapun itu cerita tetep aja jadi lucu… lagi dan lagi, si bapaknya sangat amat luar biasa lancar ngomong bahasa inggrisnya sampai kita-kita gak ngerti apaaaaa maksudnya nih orang, hahaha ;-D
Sampai di silom kita2 langsung melancarkan aksi pencarian barang2 murah, hihihi… dasar “cewe”… nah disini kocak nih… baru kali ini ngerasain tawar menawar tanpa  sedikitpun ngeluarin kata.. mw tw pake apa???!!!.... pake kalkulator…. Hahay… pas kita sentuh barang, si penjual langsung ngetik harga di kalkulatornya. Kalau ingin menawar, ya.. tinggal ketik lagi angka yang kita mau… klo penjual tidak setuju… palingan die langsung angkat tangannya ke leher tanda mati… hoho… kocak-kocak…
***
It’s time to go to Kuala Lumpur…. Aku pun berpisah dengan teman Indonesiaku. Mereka akan menuju Bangkok Airport untuk langsung terbang ke tanah air. Sedangkan aku, hfff…. Terbayang perjalananku yang lumayan melelahkan lewat jalur kereta lagi. But it’s OK, nice journey pikirku. Melewati padang besar di siang hari ternyata tidak seseram waktu pertama kali aku melewatinya. Baru terlihat jelas olehku bangunan yang aku singgahi disana. Sebuah bangunan besar yang memisahkan Thailand dan Malaysia. Sempat geli sendiri ketika tubuhku yang mungil ini berdiri di depan bangunan tersebut, bagaimana tidak, tubuh bagian kananku berada di wilayah Thailand sedangkan tubuh bagian kiriku di wilayah Malaysia. Hoho… kocak. Setelah itu aku kembali kedalam kereta. Deruan laju kereta menemaniku selama perjalanan. Rasa kantuk yang menyeruak ditambah kelelahan yang luarbiasa tak pelak membuatku pergi ke alam mimpi hari itu.
***
                Laju kereta api terhenti, aku sudah kembali lagi di LCC stasiun. Masih ada 2 hari lagi sebelum akhirnya aku kembali ke tanah air. Petualanganku belum selesai disini. Ada satu keinginan yang dari dulu aku inginkan. Ingin rasanya melihat menara tertinggi di dunia, twin tower (petronas). Allah ternyata memudahkan jalanku, aku dipertemukan dengan sosok lelaki India yang juga ingin bertandang kesana, Jay namanya, dia adalah mahasiswa Singapura yang sedang transit di Kuala Lumpur. Akhirnya akupun meluncur kesana dengan menggunakan skytrain.
Whuaaaawwwwwww……….. tinggiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii ajjjjjjjjjjjjjjaaaaaaaaaaaaaaaaa nih gedung…… kembar lagi… rasanya ingin langsung bersungkur bersujud mengucapin terima kasih kepada Allah, karena sudah mengantarkan hambaNya yang satu ini sampai ke depan gedung tertinggi di dunia…. Hehe….  Baru 2 bulan yang lalu aku melihat gambar bangunan ini di majalah, tapi ternyata, sekarang tepat berdiri megah di depan kelopak matakku sendiri, luarbiasa. Gemericik hujan terus menemani langkahku menuju puncak tertinggi twin tower. 10 ringgit harus kukeluarkan dari kantongku yang sudah menipis ini, hiks. Tapi tak apelah… kapan lagi ya kan??!!!… akhirnya… yeee… berhasil menuju puncak menara, aku memang beruntung.

***
                Saatnya kembali ke tanah air, langkah kaki ini pun tak bisa tertahankan untuk segera bertemu orang-orang tercinta disana.  “I will never say never… I will fight till forever… whenever you knock me down… I will not stay on the ground… pick it up 3x… never say never…….” Lantunan suara Justin Bieber menemaniku di sepanjang perjalananku di dalam pesawat. Kusempatkan untuk menggoreskan pena diatas diariku yang kugenggam erat saat ini. Ingin rasanya kutulis semua yang sudah membantuku mengejar mimpiku ini. Terima kasih Ya Allah, Engkau sudah menjadikanku sebagai orang yang beruntung. Terima kasih kakak kelasku, engkau sudah menawarkan perjalanan yang sangat luar biasa ini, engkau membelikan tiket pergi ke Kuala Lumpur dan kembali ke tanah air. Luar biasa pengetahuanmu tentang “pertiketan pesawat” engkau mencarikan harga promo untukku, sehingga aku dapat membeli tiket dengan harga yang lebih murah *lebay. Untuk pak rektor tercinta, sejujurnya, aku tidak korupsi memakai uang 5 juta mu. Harga tiket pesawat Jakarta-Bangkok memang benar 5 juta. Namun, ternyata aku mendapatkan promo murah maskapai penerbangan lain ketika hari aku membeli tiket yang akhirnya memutuskanku untuk menempuh jalur udara dan juga darat yang penuh resiko.
Yupz… perjalananku memang benar-benar seperti kedondong. Dalam 12 hari sudah 2 negara kujelajahi. Semua orang berseru wah asyik nih ke negeri orang, begitu ya ga ngajak-ngajak, ga kasih-kasih info… aihhh… rentetan gigiku langsung bersatu membuat barisan baris berbaris yang amat kuat yang saling dorong mendorong bagaikan 2 magnet yang emang lagi main dorong2an.. (haha… ga nyambung *sambil garuk-garuk kepala)… intinya… agak-agak kesel gitu… dari luar memang terlihat mulus, tapi dalamnya jangan ditanya, duri-duri tajam siap menghantam gigi-gigi yang memakannya… perjalananku memang luar biasa… Dengan penuh keyakinan aku bergumam membulatkan tekad “EROPA, TUNGGU AKU DI HARI DEPAN, KEBERUNTUNGANKU AKAN MENDARAT DI NEGERIMU”.


Friday, December 21, 2012

ISENG-ISENG G.A.K PENTING
22/12/12

pagi menjelang siang terjadi percakapan 2 makhluk.
mama     : air kolam buat mandi jangan diisiin air yak. mw dibersihin nanti. tapi mama ngaji ibu2x dulu
aku        : siiiip
mama ngeloyor ke pengajian.
2 jam kemudian.
mama      : kok air kolam mandinya penuh?!! kan dibilang jgn diisi..
aku         : liat dulu dong kolamnya...
mama     : wiiihhh... udah bersih aja. siapa yg bersihin?
aku         : aku ma *sambil menepuk dada bangga
mama     : tumben
aku         : kan hari ini hari ibu
mama     : ooohhhh pantesan....
aku        : *nyengir kuda sambil memakerkan rentetan gigiku yang hmmmhmm gak rata itu..
dari kejauhan terdengar sayup2 suara ayah
"yaa........... cuci motor nihhhhhh!!!!"
aku          : nanti ahhhh... tunggu hari ayah dulu
*ayah melongo sambil berfikir keras... "emang ada ya hari ayah"..... hhhhffffffff

Thursday, December 20, 2012

21/12/12
Disuruh boncengin abang ke rumah sakit buat check up. pulangnya malah die yang boncengin. *alesannya: males boncengan sama orang yang bawa motornya kayak kura-kura lagi sakit perut masuk angin...
hfffffff....... ciiiaaaaatttttt >.<